Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Korban PHK Elon Musk yang dipecat pada bulan November lalu yaitu Alphono Phonz Terrel dan DeVaris Brown rupanya siap melakukan balas dendam. Pasalnya mereka berdua telah merancang sebuah media sosial sebagai kompetitor dari Twitter. Aplikasi tersebut bernama Spill. Dikutip dari situs resmi spill-app.com menyatakan bahwa Spill menyediakan empat untuk obrolan yang nyata.
Terrel merupakan Kepala Sosial dan Editorial Global Twitter sampai bulan lalu, yang ikut tersapu dengan gelombang PHK secara massal. Sedangkan Brown pernah menjabat selaku Pimpinan Manajer Produk pada Twitter dengan mengerjakan ML atau machine learning. Twitter ditinggal pada tahun 2020 guna mendirikan Meroxa, startup pada Seri A yang bisa mempermudah perusahaan dalam membangun saluran data. Keduanya termasuk menjadi korban PHK Elon Musk.
Menjadi pekerja kreatif serta teknolog kulit hitam yang bekerja di platform media sosial. Pasalnya Terrel dan Brown telah menyaksikan wanita kulit hitam, orang-orang queer, serta komunitas berbagai macam lainnya yang sudah mendorong tren baru pada platform seperti halnya TikTok dan Twitter, hanya untuk diabaikan saja.
Menggunakan cara yang sama seperti halnya mereka para pendiri kulit hitam yang pemberhentian nya dengan tidak adil dalam modal ventura. Pembuat konten kulit hitam sudah dicuri karyanya serta memperoleh lebih sedikit mengenai kesepakatan merek dibandingkan pembuat konten yang berkulit putih. Hal tersebut ditunjukan oleh penelitian.
Nama Spill sendiri cukup relevan serta unik. Nantinya gen Z akan menyebut kata tersebut pada media sosial saat akan mencurahkan rahasia atau isi hati secara jujur. Spill sendiri membangun sebuah fitur monetasi kreator sejak awal. Dengan memakai teknologi blockchain guna memetakan bagaimana unggahan yang menjadi viral serta memberi kompensasi terhadap pencipta di balik unggahan tersebut. Akan tetapi, secara sengaja Terrell menolak jika Spil disebutkan sebagai perusahaan web3. Lebih lanjutnya Terrel menjelaskan bahwa pemakaian blockchain akan mengkredit pencipta serta menyiapkan model untuk perusahaan guna memberikan kompensasi dengan otomatis.
Apabila mereka mempunyai spill kemudian menjadi viral, nantinya platform akan memonetasikan. Perusahaan belum memberikan keputusan seperti apa dalam pembagian pendapatan. Atau menggunakan metode apa yang akan melacak usaha untuk mendorong pendapatan iklan. Teller juga mengatakan bahwa kreator akan benar-benar memperoleh uang nyata dalam bentuk dolar AS, bukan dalam bentuk mata uang kripto.
Sama halnya dengan Twitter, Spill akan mempunyai umpan berita langsung. Yang mana, pengguna bisa memposting spill. Tumpah atau spill berasal dari frase ” spill the tea”. Pasalnya mereka bersandar terhadap motif cangkir teh yang mana situs web mereka dengan tampilan meme teh menyesap Kermit (Black Twitter yang mempopulerkan). Bahkan Spill juga membangun sebuah fitur yang sebutannya tea parties. Yang mana pengguna bisa menyelenggarakan sebuah acara online beserta IRL. Kemudian bisa memperoleh sebuah bonus dalam aplikasi tersebut guna meningkatkan unggahan mereka.
Korban PHK Elon Musk membuat desain Twitter dengan beberapa keunggulan nya. Apabila Anda lihat dari video teaser-nya secara sekilas, terdapat pembeda yang utama terlihat dari segi desain pemasaran yang jelas menyasar pada demografi Gen Z.
Bukan hanya itu saja, adapun perbedaan lainnya yaitu ketersediaan dalam sistem pembayaran untuk para kreator. Mengutip dari situs resmi Spill bahwa pengguna dengan otomatis bisa mendapatkan bayaran jika konten Spillnya menjadi viral. Hal tersebutlah yang dapat menjadi salah satu daya tarik guna menggaet para pengguna media sosial. Terlebih, Spill berjanji nantinya akan menjadi wadah yang lebih positif serta inklusif untuk moderasi konten dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence. Rencananya Spill akan meluncur pada Januari 2023 oleh korban PHK Elon Musk tersebut.