Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Sebuah studi baru-baru ini, para ilmuwan menemukan bukti terkait dengan beberapa organisme pemakan virus. Meski kemungkinan ini yang pertama “virovore” pernah didokumentasikan dan tak menutup kemungkinan masih banyak yang lainnya. Dalam istilah yang paling sederhana, virus merupakan paket materi genetik yang ukurannya sangat kecil.
Meskipun sebenarnya banyak melakukan fungsi biologis. Misalnya seperti menggandakan diri, mereka perlu menginfeksi serta mengambil alih mesin sel milik organisme lain untuk melakukannya.
Kondisi parasit yang telah menimbulkan perdebatan sengit dan berkelanjutan mengenai apakah perlu menganggap virus sebagai makhluk hidup. Terlepas dari definisi persisnya, virus memang memiliki banyak peran penting dalam siklus hidup setiap makhluk lainnya di dunia, termasuk manusia.
Hingga kini ilmuwan sudah mengetahui keberadaan mikro-organisme yang bisa memakan virus. Meski selama ini ilmuwan belum mengetahui ada mikro-organisme yang hanya bisa memakan virus saja. Bahkan, sebuah penelitian terbaru membuktikan organisme tersebut ada.
Makhluk memakan makhluk sudah menjadi hukum alam. Tim peneliti dari Universitas Nebraska-Lincoln dengan pimpinan John DeLong menjumpai sebuah bakteri yang hanya bisa hidup dengan menyerap virus atau mengenalnya dengan sebutan “virovor”.
Menurut DeLong, virus bisa jadi tampak “menggiurkan” karena struktur organnya. Sehingga terdapat organisme yang bisa memakannya. Apalagi terbuat dari komponen yang sangat bagus seperti asam nukleat, banyak kandungan nitrogen, serta fosfor. Mengutip dari Gizmodo, para peneliti di University of Nebraska-Lincoln tampaknya menjadi yang pertama menyelidiki virus bisa termasuk sebagai makhluk hidup atau tidak.
Penelitian sebelumnya juga sangat akrab dengan chlorovirus, virus yang berlimpah dalam air tawar yang menginfeksi ganggang hijau. Namun masih bertanya-tanya apakah organisme dari penghuni air akan memakan virus sebagai sumber energinya. Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti mengumpulkan sampel air tambak.
Selanjutnya memindahkannya sebanyak mungkin dari jenis makhluk mikroskopis dalam air. Setelah itu, memasukkan klorovirus dalam jumlah yang besar ke dalam air dan membiarkannya selama satu hari untuk melihat suatu perubahan.
Pada akhir percobaan mengidentifikasi Halteria-protozoa, spesies bersel tunggal atau organisme pemakan virus. Populasi virus tidak hanya berkurang dengan adanya Halteria, namun jumlah protozoa tumbuh pada saat yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa mikroba menggunakan virus sebagai sumber energinya.
Bahkan, Halteria juga tidak tumbuh saat klorovirus tidak ada. Sehingga, untuk menandai DNA dari klorovirus, tim menggunakan pewarna hijau berpendar sebelum memasukkannya ke air. Terlihat jelas melihat “perut” Halteria yang menyala setelahnya, tampaknya mengkonfirmasi pola makan virus tersebut.
Mungkin tidak terlalu mengejutkan jika mengetahui beberapa makhluk berukuran kecil berevolusi untuk memakan virus dengan sengaja. Namun sejauh yang diketahui para peneliti, studi tersebut menjadi yang pertama dan menunjukkan bahwa beberapa mikroba bisa bertahan hidup hanya dengan virus.
Temuan yang terbit dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences ini juga menunjukkan, Halteria bisa memberi makan chlorovirus. Sama efektifnya dengan beberapa organisme mikroskopis lain yang bisa memberi makan pada sumber makanan kecil, misalnya saja bakteri serta alga. Kemungkinan Halteria dalam kolam kecil bisa memakan sebanyak 10 triliun chlorovirus sehari.
DeLong dan timnya mengungkapkan bahwa mengidentifikasi mikroorganisme lainnya pada laboratorium yang tampaknya mampu menjadi organisme pemakan virus. Tim peneliti juga berencana melacak fenomena ini dari alam liar dan menyelidiki dampaknya terhadap rantai makanan hingga proses evolusi. Meski membutuhkan lebih banyak usaha untuk mengetahui bagaimana virovora mempengaruhi lingkungan sekitarnya.